Thursday 9th May 2024

Dugaan Modus Magang Ferienjob TPPO, Cerita Mahasiswa Jambi Bayar Puluhan Juta

Maret 23, 2024 by admin
No Comments

TEMPO.CO, Dugaan Modus Magang Ferienjob TPPO, Cerita Mahasiswa Jambi Bayar Puluhan Juta  Jakarta – Laporan dugaan kejahatan perdagangan manusia (TPPO) dengan menggunakan program pelatihan pelajar di Jerman semakin banyak bermunculan. Universitas Jambi merupakan salah satu sekolah yang mengirimkan mahasiswanya ke Jerman untuk mengikuti magang. Tania – bukan nama sebenarnya – mengikuti program pekerjaan feri tahun lalu. Dia mengatakan dia bekerja di Auto-Kabel, sebuah perusahaan suku cadang mobil. “Ini bukan perakitan sasis mobil. Tugas kami hanya memberi tanda pada sasis bagian dalam, seperti barcode,” ujarnya kepada Tempo melalui telepon, Jumat. 22 Maret 2024. Ini adalah pekerjaan yang sangat berbeda dengan jurusan sains yang diajarkan di kampus.

Dugaan Modus Magang Ferienjob TPPO, Cerita Mahasiswa Jambi Bayar Puluhan Juta  Ferienjob adalah pekerjaan paruh waktu selama tiga bulan yang biasanya dilakukan oleh pelajar Jerman selama liburan. Jenis pekerjaan yang dilakukan umumnya berdasarkan tenaga kerja manual atau manual.

Dalam pekerjaan ini, bayarannya dalam euro. Setiap bulannya ia mendapat penghasilan sekitar Rp 30,5 juta. Ia dan rekan-rekannya dari sekolah berbeda mendapat situasi yang sama. “Setiap minggu mereka dapat uang jajan, tapi gajinya dikurangi,” ujarnya.

Habiskan puluhan juta sebelum terbang ke Jerman

Tania dan rekan-rekannya mengetahui program Ferienjob melalui Instagram resmi Universitas Jambi. Ketika dia mendaftar, dia diterima sebagai salah satu dari 80 siswa peserta. “Awalnya kami enggan, tapi kami diminta membayar. Katanya semuanya akan baik-baik saja,” ujarnya.

Begitu diterima menjadi peserta Ferienjob, Tania bergegas mengurus visa, paspor, tiket, dan perlengkapan perjalanan. Total yang dikeluarkannya untuk itu semua, termasuk tiket pesawat, berjumlah Rp36 juta. “LoA tertulis (surat penerimaan/persetujuan perusahaan) Rp1,7 juta,” ujarnya. Mahasiswa magang juga diminta membayar biaya kontrak sebesar 350 euro (Rp 5,9 juta). Namun awalnya mereka hanya menawarkan 250 euro. “Tetapi ketika kami sampai di rumah, kami disuruh menyetor 100 euro,” katanya.

Selain itu, Tania mengatakan, dirinya dan pekerja magang Ferienjob lainnya diminta membayar Rp5,1 juta per bulan untuk menyewa akomodasi selama berada di Jerman. Uang tersebut diberikan kepada koordinator yang mengurusnya.

Penyelenggara ini juga menyarankan agar mahasiswa menggunakan uang talangan tersebut jika tidak mempunyai uang untuk membeli tiket pesawat ke Jerman. Setiap bulannya, mereka akan mengganti uang jaminan dengan gajinya hingga tagihan pesawat lunas.

“Kemarin saya pakai uang sendiri, jadi tidak ada masalah,” ujarnya. Tania berangkat ke Jerman pada Oktober 2023. Dari Jambi ke Jakarta menggunakan Air Lion. Pada perjalanan berikutnya, Jakarta-Jerman, ia menaiki penerbangan Etihad dan tiba di Bandara Internasional Frankfurt, Jerman.

Ferienjob tertarik pada mahasiswa dari berbagai universitas

Dalam perjalanan ke Jerman, Tania dan dua mahasiswa lainnya meninggalkan Universitas Negeri Semarang. Ketiganya merupakan bagian dari operasi kedua di Auto-Kabel.

Total kelompok kedua berjumlah 15 siswa. Sedangkan pada kelompok sebelumnya berjumlah sepuluh orang.

Tania mengatakan, mahasiswa magang ferienjob ini berasal dari berbagai sekolah di Indonesia. Seingatnya, ada orang dari Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara; Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah; dan Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten.

Di Jerman, Tania tinggal di sebuah apartemen sederhana di Maulburg, Baden-Württemberg. Dia akan bekerja dengan kereta api di Auto-Kabel Management GmbH di Hausen im Wiesental. Katanya stafnya ramah. Dia berkata: “Orang-orang berteman.

Setiap minggunya, jadwal kerja mereka berbeda-beda. Jika Anda bekerja pada pukul 06.00 (waktu setempat), istirahatlah pada pukul 10.00. Lanjutkan bekerja dari pukul 10:30 hingga 13:00. Sedangkan shift malam dimulai antara pukul 10 pagi hingga 6 pagi.